Menurut narasumber, Kiai Hajar Sampoerno adalah seorang keturunan dari Kasta Brahmana pada masa Kerajaan Mataram Hindu. Beliau pada masa kecilnya bernama Kiai Gde Suminar, dan menurut tata cara yang berlaku pada masa tersebut, sebagai seorang keturunan Kasta Brahmana, segala perilaku dapat sebagai contoh di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila segala apa yang akan dilakukan diperhitungkan terlebih dahulu agar selalu dihargai setiap orang. Di Kerajaan Mataram sendiri muncul berbagai sekte atau aliran sangat cepat sehingga menimbulkan perubahan sesuai dengan keinginan masyarakat untuk lebih maju lagi. Ternyata aliran yang muncul dan cepat berkembang adalah Budha, Mahayana, Hinayana, Tantrayana, dan Siwa Budha. Tampak sekali aliran yang muncul dan berkembang beraneka ragam, ada yang tidak sependapat dengan pikiran Kiai Gde Suminar. Oleh karena itu, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan maka Kiai Gde Suminar berserta istrinya serta didampingi oleh Kiai Ajar Salokantoro dan Kiai Ajar Mayangkoro pergi meninggalkan ibukota Kerajaan Mataram ke suatu tempat yang belum dapat ditentukan sebelumnya.
Menurut cerita, ketiga tokoh dari Mataram tadi, merupakan Tri Tunggal sebagai cikal bakal atau sing bau rekso Salatiga. Cerita yang berkembang dan diyakini, khususnya oleh masyrakat Kota Salatiga, yang menguasai bagian selatan Kota Salatiga adalah Kiai Hajar Sampoerno, dan bagian tengah Kiai Ajar Salokantoro, sedang dibagian barat adalah Kiai Ajar Mayangkoro.
Dalam pergi mengembara yang belum tentu arah serta tujuannya tersebut, beliau selalu berpindah dari tempat satu ke tempat yang lain. Pada awalnya, beliau mengembara di Jawa Timur, yaitu di Malang, lalu pindah ke Salatiga, ke Jambu Ambarawa, dan terakhir di Gumuk Jambet, Dusun Sugih Waras sampai beliau wafat mencapai kesempurnaan, yang menurut cerita yang pernah berkembang beliau disebut mukswo.
Nama Makam | : | MAKAM KI HAJAR SAMPURNO |
Alamat | : | DK. SUGIH WARAS |
RT | : | 4 |
RW | : | 5 |
Kecamatan | : | Argomulyo |
Kelurahan/Desa | : | Randuacir |
Fungsi Makam | : | TPK |
Pengelolaan | : | MASYARAKAT |
Status Tanah | : | TANAH ADAT |
Luas Makam (m2) | : | 500 |
Kapasitas Makam | : | - |
Tingkat Keterisian (%) | : | 100 |
Sistem Tumpang | : | TIDAK (BELUM) |
Retribusi | : | TIDAK ADA |
Keterangan | : | SETIAP TAHUN ADA ACARA SADRANAN DI MAKAM |
Lebar Jalan | : | 2 |
Perkerasan Jalan | : | PAVING |
Kondisi Jalan | : | SEDANG |
Pengelola | : | NGALIMIN |
Alamat Pengelola | : | DK. SUGIH WARAS RT. 04/RW. 05 |
No. Telepon Pengelola | : | TIDAK ADA |