DATABASE PEMAKAMAN KOTA SALATIGA

DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
KOTA SALATIGA

MAKAM "MAKAM KYAI JANGKUNG"

Dahulu kala, menurut berita yang pernah hidup dan berkembang, ada seorang bernama Mbah Jangkung yang menjadi cikal bakal Dusun Jangkungan sekarang ini. Beliau berasal dari daerah Yogyakarta dan kemudian mengelana ke Banten untuk menuntut ilmu. Pada waktu itu, di Kerajaan Banten banyak orang yang ahli dalam bidang keilmuan sehingga beliau tertarik untuk meningkatkan kemampuannya agar disegani oleh semua lapisan masyarakat. Oleh kebaikan Sultan di Banten, sebelum meninggalkan Banten (pulang ke Yogya), beliau diberi putri untuk diperistri. Setelah tinggal di Yogya, oleh Sultan diperintahkan pergi ke Demak untuk menuntut ilmu yang lebih tinggi lagi. Kepergian Kiai Jangkung ke Demak disertai dua orang pengawal yang bernama Noorchosim dan Noorrohmat. Sebelum sampai ke Demak, beliau jatuh sakit tetapi terus melanjutkan perjalanan sesuai dengan perintah Sultan. Namun, para kedua pengawalnya mempersilahkan belok ke selatan menuju ke ara Solo terlebih dahulu. Setelah dari Solo lalu melanjutkan perjalanan ke Demak. Dalam perjalanan jauh yang sangat melelahkan dan karena usianya yang sudah lanjut, beliau istirahat dahulu di Bawen. Di tengah perjalan, (di Salatiga) sakit lagi dan akhirnya meninggal dunia.

Menurut versi lain, dahulu dikisahkan Mbah Jangkung adalah seorang penasehat perang ayahanda Pangeran Diponegoro. Semula pada waktu masih muda menjadi satu di antara sekian abdi dari ayahanda dan yang momong Pangeran Diponegoro pada waktu masih kecil. Oleh karena kepandaiannya, Mbah Jangkung lalu diangkat menjadi penasehat perang Kerajaan Mataram. Melihat kemampuan Mbah Jangkung maka raja mengutus ke Banten untuk memperdalam ilmunya, meliputi kesaktian dan tata pemerintahan Kraton. Kehendak raja yang paling penting adalah menggalang masyarakat untuk melawan penjajah, dan atas perintah raja, Mbah Jangkung berangkat ke Banten. Belum sampai ke daerah tujuan, beliau berkenalan dengan orang dari Mataram dan kebetulan mempunyai kepentingan yang sama. Selanjutnya Mbah Jangkung melanjutkan perjalanan ke Banten dengan ditemani kedua abdi yang setia untuk berguru kepada seorang tokoh terkenal di sana. Ternyata apa yang diharapkan Mbah Jangkung pun terkabul. Ia mempunyai kesaktian yang luar biasa dan kemudian disarankan untuk berguru ke Demak. Setelah apa yang disarankan oleh gurunya di Banten selesai, ia mohon pamit akan pergi ke Demak Bintoro untuk meningkatkan ilmu lagi. Setelah sampai di Betawi yang sekarang disebut dengan Jakarta, sempat jatuh cinta dan kemudian menikah dengan gadis yang bernama Nyai Satinah (putri kraton). Setelah sampai Cirebon bertemu dengan Glagah Rekso (sempat menambah ilmunya) dan meneruskan perjalanan sampai ke Tegal. Di daerah Tegal ini, Mbah Jangkung mempunyai pengikut kurang-lebih sepuluh orang. Di Tegal ada seorang raja yang bernama Pangeran Wajah Arum yang menyusun kekuatan untuk melawan pemerintah Belanda. Akan tetapi, rupanya Tuhan berkehendak lain. Sebelum cita-citanya terlaksana, Pangeran Wajah Arum meninggal dunia dan dimakamkan raja Tegal Arum, Mbah Jangkung kemudian membuat petilasan yang sekarang disebut Petilasan Mbah Jangkung. Akhirnya, Mbah Jangkung dengan pengikutnya yang setia menuju ke Demak. Sampai di Sitihinggil Demak bertemu dengan seorang Kiai dari daerah Grobogan yang bernama Barat Waja. Dalam pertemuan tadi, Mbah Jangkung dapat ilmu lagi. Setelah selesai, beliau pergi ke Mataram lagi dengan menggunakan samaran Caranggito. Dalam perjalanan menuju ke Mataram, akhirnya sampai di Salatiga. Sebelum meninggal, beliau sempat menyuruh membuat lubang makam untuk dirinya. Menurut berita yang berkembang di dalam masyarakat, beliau di bawa ke Blitar. Namun, menurut juru kunci Makam di Salatiga, sering rohnya datang ke Petilasan Mbah Jangkung. Akhirnya, Petilasan Mbah Jangkung (yang dianggap makamnya) kemudian dilestarikan di Kota Salatiga.

PROFIL


Nama Makam : MAKAM KYAI JANGKUNG
Alamat : DK. JANGKUNGAN
RT : 3
RW : 4
Kecamatan : Sidomukti
Kelurahan/Desa : Mangunsari
Fungsi Makam : TPK
Pengelolaan : MASYARAKAT
Status Tanah : TANAH ADAT
Luas Makam (m2) : 100
Kapasitas Makam : -
Tingkat Keterisian (%) : -
Sistem Tumpang : TIDAK
Retribusi : TIDAK ADA
Keterangan : JURU KUNCI: HADI UTOMO
Lebar Jalan : 1,5
Perkerasan Jalan : BETON
Kondisi Jalan : BAIK
Pengelola : SUTRISNO
Alamat Pengelola : DK. JANGKUNGAN RT.03/RW.04
No. Telepon Pengelola : 85727111330